Perbedaan translasi dan
konversi antar mata uang asing
Translasi mata uang asing adalah proses
pelaporan infrormasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Sedangkan konversi mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke
mata uang lain secara fisik.
Istilah-istilah dalam
translasi mata uang asing
1. Sifat,
karakteristik sebuah item yang dapat dihitung dan diukur untuk kebutuhan
akuntansi. Sebagai contoh, harga perolehan dan harga penggantian merupakan
atribut sebuah saham.
2. Konversi.
Translasi satu mata uang asing dengan mata uang asing lainnya.
3. Kurs
saat ini. Tingkat arus uang yang berpengaruh pada tanggal laporan keuangan.
4. Potongan.
Saat nilai tukar forward berada dibawah nilai tukar spot.
5. Posisi
saham yang terlihat. Kelebihan asset yang dihitung atau digunakan dalam mata
uang asing dan ditranslasikan pada kurs saat ini diatas uatang yang dihitung
atau digunakan dalam mata uang asing dan ditranslasikan pada kurs saat ini.
6. Mata
uang asing. Sebuah mata uang yang dipilih dibandingkan mata uang Negara
lainnya; sebuah mata uang pada laporan keuangan yang digunakan perusahaan.
7. Laporan
keuangan mata uang asing. Laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing
sebagai sebuah unit perhitungan.
8. Transaksi
mata uang asing. Transaksi (seperti penjualan atau pembelian barang atau
layanan atau pembayaran peminjaman atau penerimaan) yang perjanjiannnya
dinyatakan dalam sebuah mata uang daripada keseluruahan mata uang fungsional.
9. Translasi
mata uang asing. Proses penjabaran jumlah atau hitungan menggunakan satu mata
uang yang dipilih oleh nilai tukar antara dua mata uang.
10. Operasional asing. Sebuah
kegiatan operasional yang laporan keuangannya adalah meggabungkan atau
konsolidasi akuntansi dalam dasar ekuitas laporan keungan pada laporan
perusahaan, dan mempersiapkan laporan perusahaan dalam satu mata uang.
11. Kontrak translasi
forward. Sebuah perjanjian untuk melakukan translasi mata uang dari Negara yang
berbeda dengan tingkat yang spesifik (forward rate) dan waktu yang disepakati.
12. Mata uang fungsional.
Mata uang utama yang digunakan dalam bisnis dan penghasilan serta penyimpanan
uang. Biasanya mata uang satu Negara yang dijadikan sebuah acuan dimana diatur
dalam buku arsip.
13. Kurs historis. Nilai
tukar mata uang asing yang berlaku saat asset atau kewajiban dengan mata uang
asing pertama kali didapatkan.
14. Mata uang local. Mata
uang Negara tertentu yang menjadi acuan; acuan laporan keuangan domestic atau
operasional asing.
15. Item moneter. Kewajiban
untuk membayar atau hak untuk mendapatkan sejumlah unit mata uang dimasa yang
akan dating.
16. Mata uang pelaporan. Mata
uang yang perusahaan gunakan dalam laporan.
17. Tanggal penyelesaian.
Waktu penerimaan ditagihkan atau pembayaran dilakukan.
18. Kurs spot. Nilai tukar
saat itu terhadap mata uang.
19. Tanggal transaksi.
Tanggal dimana terjadinya transaksi (seperti penjualan atau pembelian produk
atau layanan) yang dicatat dalam pembukuan.
20. Penyesuaian translasi.
Penyesuaian translasi mata uang asing merupakan hasil dari proses translasi
mata uang asing laporan keuangan dari mata uang fungsional ke mata uang asing.
21. Unit pengukuran. Mata
uang dimana asset, kewajiban, pendapatan, dan beban dihitung.
Keuntungan dan kerugian
translasi mata uang asing
1.Penangguhan.
Translasi mata uang asing penangguhan pada keuntungan dan kerugian menutupi
pergerakan perubahan nilai tukar, yaitu perubahan nilai tukar adalah fakta
historis.
2.Penangguhan
dan amortisasi. Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta
mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca
terkait.
3.Penangguhan
sebagian. Dengan mengakui kerugian segera saat terjadinya, akan tetapi mengakui
keuntungan hanya jika terealisasi saja.
4.Tidak
ada penangguhan. Memandang segala tipe penangguhan adalah palsu dan salah.
Criteria penangguhan sering kali dianggap tidak konsisten dan sulit
diimplementasikan.
Metode translasi mata uang
asing
1. Metode
nilai tukar tunggal
Metode ini mengaplikasikan nilai tukar
tunggal, harga penutupan atau harga saat ini, terhadap semua saham dan mata
uang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum ditranslasikan
pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
2. Metode
nilai tukar ganda
Metode nilai tukar ganda mengombinasikan
kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya.
a. Metode
current-noncurrent
Pada metode current moment, asset
lancer yang dimiliki anak perusahaan pada saat itu (contoh, asset yang biasanya
bisa dikonversikan ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang
jatuh tempo dalam satu tahun) ditranslasikan ke dalam mata uang induk
perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Aset dan
kewajiban noncurrent ditranslasikan pada kurs historis. Item laporan laba rugi
(kecuali untuk biaya depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan pada aplikasi
tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan
yang mencakup seluruh periode dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi
ditranslasikan pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki
didapatkan.
b. Metode
moneter-nonmoneter
Metode moneter-nonmoneter juga
menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang
asing yang sesuai. Asset dan kewajiban moneter (contoh, klaim dan kewajiban
untuk membayar sejumlah tagihan dengan mata uang dimasa yang akan datang)
ditranslasikan dalam kurs saat ini. Item nonmoneter (asset tetap, investasi
jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dalam kurs historis. Item laporan
laba rugi ditranslasikan dengan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk
konsep current-nonncurrent.
c. Metode
kurs sementara
Dengan metode kurs sementara, translasi
mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung. Hal tersebut
hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode kurs sementara, item moneter
seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item
nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjada dasar perhitungan awal. Secara
spesifik, asset yang dihitung harga perolehannya pada laporan dengan mata uang
asing ditranslasikan pada kurs historis.
Sumber:
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar