♥Time

Sabtu, 25 April 2015

Kasus 5.2 Softskill - Lihat dulu, baru percaya

Diposting oleh Ririe Novita Elsa di 22.45 0 komentar
1.      Diskusikan paling tidak lima cirri yang memperkirakan level pengungkapan yang rendah di Meksiko. Respon anda harus berdasarkan atas alasan materi yang ada di bab 2 dan 4 dan bab ini, sebagai tambahan kasus diatas.
a.       Sumber pembiayaan. Sektor swasta di Meksiko sebagian besar telah didanai oleh kelompok-kelompok keluarga dan bank. Sangat berkorelasi dengan rendahnya tingkat pengungkapan.
b.      Keterlibatan pemerintah.
Beberapa industri telah dibuat privasi, walaupun banyak perusahaan di Meksiko masih dimiliki oleh pemerintah, bank-bank dan kelompok-kelompok keluarga yang membiayai swasta tradisional telah mempertahankan hubungan dengan dengan pejabat publik.
c.       Sistem hukum meksiko. Sistem hukum kode Negara di Meksiko memang rendah. Namun profesi akuntansi Meksiko pada saat lalu memiliki hubungan yang sangat dekat dengan AS dan sebagian besar memiliki sistem hukum kode.
d.      Tingkat pembangunan ekonomi. Relative sedikit lebih berkembang dari Eropa Barat dan Negara-negara Anglo-Amerika. Pengungkapannya juga relative rendah.
e.       Tingkat perlindungan pemegang saham. Persyaratan hukum relative rendah.

2.      Diskusikan cirri atau fitur yang memperkirakan level pengungkapan tinggi di Meksiko
1)      Hubungan historis yang erat antara meksiko dan profesi akuntansi Amerika Serikat akan mendorong praktik pengungkapan di Meksiko untuk meniru orang-orang di Amerika Serikat yang merupakan tertinggal didunia.
2)      NAFTA dan hubungan dekat yang dihasilkan antara Meksiko dan AS telah menyebabkan akuntan dan regulator dari semua Negara dan ketiga Negara untuk mengejar harmonisasi standar akuntansi. Di Meksiko harmonisasi akan memerlukan peningkatan besar dalam pengungkapan keuangan.
3)      Berkurangnya kepemilikan pemerintah dalam perekonomian, mengurangi pengaruh pemerintah di sektor swasta dan semakin pentingnya pasar saham public di Meksiko semua cenderung kea rah peningkatan keterbukaan keuangan.
4)      Sebagai Negara berkembang Meksiko perlu menginpor sejumlah besar modal untuk membiayai pertumbuhan ekonomi. Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kreditur asing dan investor adalah kekuatan yang kuat terhadap pengungkapan keuangan yang meningkat.

3.      Pengukuran akuntansi dan praktik pengungkapan adalah meningkatkan (dari sudut pandang proteksi investor) perekonomian pada pasar yang baru muncul. Seperti apakah peningkatan yang terjadi di Meksiko ? diskusikan faktor yang menjelaskan mengapa terjadi peningkatan. Sekali lagi, mengacu pada materi yang disajikan di bab 2 dan bab 4 sebagai tambahan dari informasi diatas.

Faktor yang berpengaruh dalam perbaikan pengukuran akuntanso praktek pengungkapan di Meksiko mencakup :
1.         Penguatan hukum surat berharga pasar hukum atas tindahakan illegal dan penipuan dalam institusi keuangan
2.         Meningkatkan pengaruh IAS, seperti pada penerapan IAS No 21 tentang penjabaran mata uang asing
3.         Penghapusan penggunaan penilaian atau indeks harga tertentu dalam menyatakan biaya penggantian lancar pada akuntansi tingkat harga umum


Bab 6 Softskill - Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga

Diposting oleh Ririe Novita Elsa di 22.39 0 komentar
Laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang tercatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajerial, pengukuran yang tidak akurat dapat menimbulkan penyimpangan sebagai berikut:
1.Proyeksi keuangan berdasarkan data rangkaian waktu historis yang belum disesuaikan,
2.Anggaran yang menjadi dasar pengukuran, dan
3.Data kinerja yang gagal menahan pengaruh inflasi yang tidak terkendali.

Pendapatan yang dibesarkan dapat menimbulkan sebagai berikut:
1.Kenaikan pajak yang sebanding,
2.Permintaan deviden yang lebih banyak dari pemegang saham,
3.Tuntutan kenaikan gaji karyawan, dan
4.Kebijakan yang merugikan dari pemerintah tuan rumah (misalkan pajak yang dibebankan atas kelebihan laba)

Dan jika perusahaan telah mendistribusikan labanya maka besar kemungkinan perusahaan tidak dapat melakukan penggantian aktiva tertentu yang mengalami kenaikan harga karena kekurangan sumber daya. Penyajian laporan keuangan yang tidak disesuaikan dengan kemampuan daya beli ini juga akan mempengaruhi pembaca laporan dalam menginterprestasikan dan membandingkan kinerja oprerasi perusahaan. Jika pendapatan dicatat sesuai dengan nilai daya beli kini sedangkan biaya dicatat sebesar daya beli historis akan membuat pengukuran laba yang tidak akurat. Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (atau ekuivalennya) selama periode inflasi.

Alasan-alasan untuk mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit, sebagai berikut:
1.Pengaruh perubahan harga bergantung secara parsial kepada transaksi dan kondisi perusahaan.
2.Penanganan masalah uang diakibatkan oleh perubahan harga bergantung kepada pemahaman yang akurat terhadap masalah tersebut.
3.Pernyataan manajer mengenai masalah yang diakibatkan oleh perubahan harga lebih dapat dipercaya jika perusahaan  mengeluarkan informasi keuangan yang membahasa masalah tersebut.

Istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan keuangan
1. Atribut.  Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi.
2. Penyesuaian biaya kini. Nilai penyesuaian aktiva perubahan dalam harga tertentu.
3.Kekayaan yang dapat dihapuskan. Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih.
4. Mechanisme penyesuaian. Manfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang.
5.  Ekuivalen Daya Beli Umum. Jumlah mata uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum.
6. Keuntungan kepemilikan suatu investasi. Kenaikan nilai biaya kini  suatu aktiva nonmoneter.
7.Hiperinflasi. Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian meningkat sebesar lebih dari 25%  pertahun.
8. Inflasi. Kenaikan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
9. Aktiva moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha.
10. Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi.
11. Kewajiban moneter. Suatu kewajiban untuk membayar jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga yang tetap.
12. Kerugian Moneter. Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama periode inflasi.
13. Penyesuian Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus  terhadap seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan operasinya.
14.  Jumlah Nominal. Jumlah  mata uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga.
15. Aktiva Nonmoneter. Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.
16. Kewajiban Nonmoneter. Suatu utang yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti uang muka pelanggan.
17. Penyesuian Paritas. Suatu penyesuian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan Negara tuan rumah.
18. Aktiva permanent. Istilah di Brasil untuk aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi terkait   serta jumlah deplesi atau amortisasi.
19. Indeks Harga. Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
20.  Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu unit moneter untuk memeperoleh barang dan jasa.
21.  Laba Riil. Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga.
22.  Biaya penggantian. Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha.
23.  Mata uang pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
24. Metode nyatakan kembali-translasikan. Digunakan pada saat suatu induk  perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang berlokasi disebuah lingkungan berinflasi
25. Perubahan Harga Khusus. Perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan
26.  Metode translasikan-nyatakan kembali. Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranlasikan akun-akun laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang induk perusahaan dan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditanslasikan terhadap inflasi induk perusahaan

 Perbedaan model akuntansi biaya terkini dan konvensional
Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang, dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilaihistoris.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini.
Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.

Perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil
1. Amerika serikat (AS)
Pada tahun  1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan  No 33 berjudul Pelaporan Keuangan dan Perubahan harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan daya beli konstan kini. Perusahan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :
1. Penjualan bersih dan pendapatan opersai lainnya
2. Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
3. Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih
4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum)
5. Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang aing, berdasrkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
6.  Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
7.  Laba persaham (dari opersai berjalan) menurut dasar biaya kini
8.  Deviden persaham biasa
9.  Harga pasar akhir tahun perlembar saham biasa
10. Tingkat Indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
                           
2. Inggris
Laporan biaya kini di Inggris  mewajibkanbaik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memeperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis
2. Menyajikan akun-akun biaya histories sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini
3. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai sati-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai

3. Brasil
Akutansi inflasi yang direkomen dasikan  di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Pneyesuaian inflasi yang sesuai dengan hokum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta kaun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan  modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.

Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi
      ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi merupakan adopsi dari IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies. IAS 29 ini berkaitan dengan penyajian kembali laporan keuangan ketika terjadi ekonomi hiperinflasi dalam mata uang pelaporan entitas. Dalam kondisi semacam ini, laporan keuangan entitas disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Selain itu, pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan, dan laba rugi atau posisi moneter neto diakui dalam laporan laba rugi dan diungkapkan terpisah

Mengukur pengaruh inflasi apakah dolar konstan atau biaya kini
Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu. Ke-empat isu itu adalah:
1. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi,
2. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi,
3. Akuntasi inflasi luar negeri,
4.  Menghindari fenomena kejatuhan ganda.

Keuntungan dan Kerugian Inflasi :
    Perlakuan keuntungan dan kerugian pos-pos moneter (yaitu kas,piutang,dan utang) tergolong kontroversial. Keuntungan dan kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan,saldo awal dan akhir,serta transakasi dalam,seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.
       Di Inggris keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus (dan bukan umum). Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat (atau biaya) kepada para pemegang saham yang berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka ini ditambahkan atas (dikurangi dari) laba operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan, yang disebut sebagai “Laba Biaya Kini Teratribusi Kepada Pemegang Saham”.
Pendekatan di Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi. Namun demikian, penyesuaian dari penyajian bersih aktiva permanen dan ekuitas pemilik yang disesuaikan dengan tingkat harga menunjukkan keuntungan atau kerugian daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang berasal dari utang atau kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen yang melebihi penyesuaian ekuitas menunjukan adanya bagian dari aktiva permanen yang didanai oleh utang, sehingga menimbulkan keuntungan daya beli. Sebaliknya, penyesuaian ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva permanen menunjukan adanya sebagian modal kerja yang didanai oleh ekuitas. Kerugian daya beli diakui untuk bagian ini selama periode inflasi.
          SSAP 16 memiliki keunggulan dalam mengatasi pengaruh inflasi. Sejalan dengan persediaan dan aktiva tetapnya, suatu perusahaan perlu meningkatkan modal kerja dalam nilai nominal bersih untuk mempertahankan kemampuan operasinya dengan harga yang semakin meningkat. Perusahaan juga akan mendapatkan manfaat dari penggunaan utang selama masa inflasi. Tujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah, waktu, dan kemungkinan arus kas masa depan.
       Suatu perusahaan dapat mengukur penguasaannya terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur keuntungan dan kerugian moneter. Karena tidak seluruh perusahaan dapat menyusun indeks harga beli yang khusus untuk perusahaan itu,pendekatan di Inggris merupakan alternatif praktis yang baik. Ketimbang mengungkapkan mekanisme penyesuaian (atau sejenisnya),kami lebih suka untuk memperlakukannya sebagai pengurangan dari penyesuaian biaya kini untuk depresiasi, harga pokok penjualan dan modal kerja moneter. Pembebanan biaya kini dari penyajian ulang laba biaya historis selama masa inflasi akan terhapuskan dengan pengurangan beban jasa utang yang digunakan untuk mendanai pos-pos operasi tersebut.

Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan :
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :
       Laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi)
keuntungan yang belum direalisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva non moneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Meskipun pengukuran keuntungan kepemilikan dilakukan secara langsung, perlakuan akuntansinya tidaklah demikian.
       Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi (yaitu proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan) bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya (kapasitas produktifnya). Aktiva yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan, tidak perlu diganti untuk mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya kini mencakup pos-pos ini, kenaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai) kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan langsung dalam laba.

Penurunan ganda (double dip) dan menjelaskan cara penanganannya
         Pada saat me-restate perkiraan-perkiraan luar negeri untuk memperhitungkan inflasi luar negeri, kehati-hatian harus dijaga untuk mencegah fenomena “double-dip”. Masalah ini timbul dari fakta bahwa inflasi lokal memberi dampak langsung pada kurs yang digunakan dalam proses translasi. Walaupun ahli ekonomi umumnya mengasumsikan suatu hubungan terbalik antara laju inflasi internal suatu negara dengan nilai eksternal valutanya., bukti-bukti memperlihatkan bahwa hubungan seperti ini jarang terjadi, paling tidak dalam jangka pendek. Oleh karenanya, besarnya penyesuaian yang dilakukan untuk menghilangkan fenomena perhitungan-ganda akan bervariasi tergantung pada kadar korelasi negatif antara kurs dengan perbedan inflasi.
         Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan dan beban depresiasi dirancang untuk menentukan laba, seperti dilaporkan agar tidak terjadi overstatement laba. Meskipun begitu akibat hubungan negatif antara inflasi lokal dan nilai valuta, perubahan kurs antara laporan keuangan saru dengan laporan keuangan yang lain yang berurutan , yang umumnya diakibatkan oleh inflasi (paling tidak selama satu periode tertentu), akan menyebabkan perusahaan merefleksikan paling tidak sebagian dampak inflasi (yaitu, penyesuaian-penyesuaian ganda, kerugian translasi yang telah tercermin dalam laba seperti dilaporkan sebuah perusahaan harus diperhitungkan sebagai bagian dari penyesuaian inflasi.
         Penyesuaian di atas relevan untuk perusahaan-perusahaan multinasional yang berbasis di AS, yang telah mengadopsi dolar sebagai valuta fungsional operasi luar negeri berdasarkan FAS No. 52 dan yang mentranslasikan persediaan dengan menggunakan kurs berjalan. Penyesuaian tersebut sangat berhubungan erat dengan perusahaan-perusahaan multinasional Eropa, jika kita melihat metode-metode translasi valuta yang dewasa ini mereka paki. Dalam sebuah survey mengenai praktik-praktik translasi valuta asing di

    Denmark, Jerman, Belanda, Swedia, Swiss, dan Inggris, perusahaan-perusahaan disana mendemonstrasikan kecendrungan ke arah penggunaan metode translasi kurs berjalan. Walaupun banyak perusahaan melaporkan keuntungan dan kerugian translasi valuta dalam cadangan neraca, sejumlah besar perushaan, terutama di Jerman, Belanda, dan Swedia mencerminkan keuntungan dan kerugian semacam itu langsung di dalam laba berjalan. Tanpa adanya penyesuaian untuk menghindari perhitungan ganda yang telah di singgung sebelumnya., perusahaan-perusahaan semcam itu bisa berakhir dengan laba yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, karena inflasi luar negeri dihitung dua kali.

Sumber:
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.

BAB 5 Softskill - Translasi Mata Uang Asing

Diposting oleh Ririe Novita Elsa di 22.33 0 komentar
Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang asing
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan infrormasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik.

Istilah-istilah dalam translasi mata uang asing
1. Sifat, karakteristik sebuah item yang dapat dihitung dan diukur untuk kebutuhan akuntansi. Sebagai contoh, harga perolehan dan harga penggantian merupakan atribut sebuah saham.
2.  Konversi. Translasi satu mata uang asing dengan mata uang asing lainnya.
3.  Kurs saat ini. Tingkat arus uang yang berpengaruh pada tanggal laporan keuangan.
4.  Potongan. Saat nilai tukar forward berada dibawah nilai tukar spot.
5. Posisi saham yang terlihat. Kelebihan asset yang dihitung atau digunakan dalam mata uang asing dan ditranslasikan pada kurs saat ini diatas uatang yang dihitung atau digunakan dalam mata uang asing dan ditranslasikan pada kurs saat ini.
6. Mata uang asing. Sebuah mata uang yang dipilih dibandingkan mata uang Negara lainnya; sebuah mata uang pada laporan keuangan yang digunakan perusahaan.
7. Laporan keuangan mata uang asing. Laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai sebuah unit perhitungan.
8. Transaksi mata uang asing. Transaksi (seperti penjualan atau pembelian barang atau layanan atau pembayaran peminjaman atau penerimaan) yang perjanjiannnya dinyatakan dalam sebuah mata uang daripada keseluruahan mata uang fungsional.
9. Translasi mata uang asing. Proses penjabaran jumlah atau hitungan menggunakan satu mata uang yang dipilih oleh nilai tukar antara dua mata uang.
10. Operasional asing. Sebuah kegiatan operasional yang laporan keuangannya adalah meggabungkan atau konsolidasi akuntansi dalam dasar ekuitas laporan keungan pada laporan perusahaan, dan mempersiapkan laporan perusahaan dalam satu mata uang.
11. Kontrak translasi forward. Sebuah perjanjian untuk melakukan translasi mata uang dari Negara yang berbeda dengan tingkat yang spesifik (forward rate) dan waktu yang disepakati.
12. Mata uang fungsional. Mata uang utama yang digunakan dalam bisnis dan penghasilan serta penyimpanan uang. Biasanya mata uang satu Negara yang dijadikan sebuah acuan dimana diatur dalam buku arsip.
13. Kurs historis. Nilai tukar mata uang asing yang berlaku saat asset atau kewajiban dengan mata uang asing pertama kali didapatkan.
14. Mata uang local. Mata uang Negara tertentu yang menjadi acuan; acuan laporan keuangan domestic atau operasional asing.
15. Item moneter. Kewajiban untuk membayar atau hak untuk mendapatkan sejumlah unit mata uang dimasa yang akan dating.
16.  Mata uang pelaporan. Mata uang yang perusahaan gunakan dalam laporan.
17.  Tanggal penyelesaian. Waktu penerimaan ditagihkan atau pembayaran dilakukan.
18.  Kurs spot. Nilai tukar saat itu terhadap mata uang.
19.  Tanggal transaksi. Tanggal dimana terjadinya transaksi (seperti penjualan atau pembelian produk atau layanan) yang dicatat dalam pembukuan.
20.  Penyesuaian translasi. Penyesuaian translasi mata uang asing merupakan hasil dari proses translasi mata uang asing laporan keuangan dari mata uang fungsional ke mata uang asing.
21.  Unit pengukuran. Mata uang dimana asset, kewajiban, pendapatan, dan beban dihitung.

Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing
1.Penangguhan. Translasi mata uang asing penangguhan pada keuntungan dan kerugian menutupi pergerakan perubahan nilai tukar, yaitu perubahan nilai tukar adalah fakta historis.
2.Penangguhan dan amortisasi. Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait.
3.Penangguhan sebagian. Dengan mengakui kerugian segera saat terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi saja.
4.Tidak ada penangguhan. Memandang segala tipe penangguhan adalah palsu dan salah. Criteria penangguhan sering kali dianggap tidak konsisten dan sulit diimplementasikan.

Metode translasi mata uang asing
1. Metode nilai tukar tunggal
Metode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat ini, terhadap semua saham dan mata uang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
2. Metode nilai tukar ganda
Metode nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya.
a. Metode current-noncurrent
Pada metode  current moment, asset lancer yang dimiliki anak perusahaan pada saat itu (contoh, asset yang biasanya bisa dikonversikan ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang jatuh tempo dalam satu tahun) ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Aset dan kewajiban noncurrent ditranslasikan pada kurs historis. Item laporan laba rugi (kecuali untuk biaya depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh periode dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi ditranslasikan pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki didapatkan.

b. Metode moneter-nonmoneter
Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Asset dan kewajiban moneter (contoh, klaim dan kewajiban untuk membayar sejumlah tagihan dengan mata uang dimasa yang akan datang) ditranslasikan dalam kurs saat ini. Item nonmoneter (asset tetap, investasi jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dalam kurs historis. Item laporan laba rugi ditranslasikan dengan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep current-nonncurrent.

c. Metode kurs sementara
Dengan metode kurs sementara, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung. Hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode kurs sementara, item moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjada dasar perhitungan awal. Secara spesifik, asset yang dihitung harga perolehannya pada laporan dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs historis.

Sumber:
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.


Bab 4 Softskill - Pelaporan Pengungkapan

Diposting oleh Ririe Novita Elsa di 22.29 0 komentar
Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, undang-undang, berhubungan dengan politik dan ekonomi, tingkat perkembangan ekonomi, pendidikan, budaya dan faktor-faktor lainnya. Perbedaan pengungkapan nasional sebagian besar didorong oleh perbedaan pengelolaan dan keuangan perusahaan.

Pengungkapan akuntansi dipengaruhi oleh perbedaan tata kelola keuangan perusahaan disuatu Negara
1. Pengungkapan sukarela
Manajer berinisiatif untuk mengungkapkan informasi secara sukarela. Manajer memiliki informasi yang lebih baik daripada pihak luar mengenai performa perusahaan saat ini dan kedepannya. Keuntungan dari pengungkapan tersebut mungkin menyangkut biaya transaksi yang lebih rendah dan perdagangan sekuritas perusahaan, bunga yang lebih tinggi dari analisis keuangan dan investasi, meningkatkan likuiditas saham dan biaya modal yang lebih rendah. Laporan terkini menyokong pandangan bahwa perusahaan bisa mencapai keuntungan merupakan tuntutan bagaimana perusahaan bisa menggambarkan dan menjelaskan investasi potensial kepada investor. Investor diseluruh dunia menuntut informasi yang mendetail dan berkala. Komunikasi manajer dengan investor luar tidak sempurna ketika manajer memiliki informasi kuat tentang perusahaan mereka, insentif manajer tidak sesuai dengan bunga dari semua pemegang saham, dan peraturan akuntansi dan audit tidak sempurna. Dengan demikian, pemilihan pengungkapan manajer mencerminkan keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan insentif mereka untuk menguraikan informasi.

2. Kebutuhan pengaturan pengungkapan
Untuk melindungi investor, sebagian besar bursa sekuritas menentukan pelaporan dan kebutuhan penungkapan pada perusahaan domestic dan asing yang mencari akses untuk pasar mereka. Bursa ini memastikan bahwa investor memiliki informasi yang cukup untuk memperbolehkan mereka mengevaluasi kinerja dan prospek perusahaan.
Frost dan long mencatat, proteksi investor mewajibkan bahwa investor menerima informasi secara berkala dan diproteksi dengan pengawasan dan pelaksanaan. Pengungkapan yang menyeluruh dan dapat dipercaya akan meningkatkan likuiditas, mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan kualitas pasar secara keseluruhan.

Persoalan-persoalan penting yang memengaruhi keputusan manajemen untuk membuat pengungkapan keputusan
1. Bukti-bukti mengindikasikan bahwa manajer perusahaan sering memiliki insentif yang besar untuk menunda pengungkapan berita buruk “mengatur” laporan keuangan mereka untuk memastikan kesan perusahaan yang lebih positif dari menekankan keadaan dan prospek keuangan perusahaan.
2. Banyak Negara tidak mengawasi dan melaksanakan kebutuhan akan  “pengungkapan kesesuaian antar-yurisdiksi”

Tujuan pengungkapan akuntansi dalam pasar ekuitas
1. Untuk memastikan bahwa pemegang saham menerima informasi lengkap, berkala dan akurat.
2. Untuk mengevaluasi kinerja dan prospek keuangan
3. Untuk meningkatkan kepercayaan investor
4. Untuk memahami bagian-bagian perusahaan

Praktik pengungkapan keuangan perusahaan dalam berbagai aspek
1. Pengungkapan informasi progresif
Adalah pertimbangan tinggi yang relevan di dalam kesetaraan pasar dunia. Istilah informasi progresif meliputi :
a. Perkiraan pendapatan, laba (rugi), arus kas, pengeluaran modal dan hal-hal keuangan lainnya.
b.Tujuan informasi mengenai kinerja dan posisi ekonomi  dimasa depan yang tidak menentu daripada perkiraan menyangkut proyek, periode fiscal dari proyek jumlah
c.  Laporan program dan sasaran manajemen untuk usaha masa depan

2. Pengungkapan segmen
Investor dan analisis menuntut informasi hasil perusahaan industry dan segmen geografis usaha dan keuangan signifikan dan berkemabang. Pengungkapan segmen lebih membantu pengguna laporan leuangan untuk memahami bagian0bagian perusahaan menata semuanya. Pemisahan jalur usaha dan area geografis harus membuat penilaian yang lebih terpapar tentang keseluruhan perusahaan.

3. Pelaporan pertanggungjawaban sosial
Laporan pertanggungjawaban social mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi tentang pengaruh perusahaan terhadap kemakmuran pegawai, komunitas social dan lingkuungan. Hal ini mencerminkan sebuah kepercayaan bahwa perusahaan bergantung pada pemegang saham dalam laporan tahunan kinerja terhadap lingkungan dan social mereka seperti halnya laporan keuangan yang mereka berikan pada pemegang saham.

4. Pengungkapan khusus bagi pengguna laporan keuangan non domestic
Laporan tahunan bisa meliputi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi pengguna laporan keuangan non domestic. Pengungkapan tersebut meliputi :
a. “Laporan ulang yang mudah”  tentang informasi keuangan ke dalam mata uang asing
b.  Pembahasan perbedaan antara prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa ketetapan prinsip akuntansi lainnya.
c.  Posisi dan laporan keuangan ulang terbayas diketetapan standar akuntansi yang kedua
d.  Sebuah laporan keuangan lengkap disiapkan yang berhubungan dengan ketetapan prinsip akuntansi kedua

5. Pengungkapan pengelolaan perusahaan
Pengelolaan perusahaan berhubungan dengan sarana internal dimana perusahaan dijalankan atau dikendalikan-tanggung jawab, akuntabilitas hubungan diantara pemegang saham, anggota direksi dan manajer yang disusun supaya mencapai sasaran perusahaan. Komponen rancangan kerja adalah infrastruktur pasar, lingkungan bukum, lingkungan peraturan, infrastruktur informasi.

6. Pengungkapan dan laporan bisnis dan internet
Web bisa digunakan untik penyebaran informasi interaktif yang tidak serupa dengan media cetak. Investor sering menggunakan web untuk berdagang dan mengambil keputusan investasi modal, dan menggunakan web sebagai sebuah sarana informasi penting.


Sumber:
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.



 

ririe's story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea